Indonesia di awal tahun 2012 ini disambut dengan berbagai perubahan cuaca ekstrem. Hujan disertai angin kencang terus melanda berbagai wilayah di Indonesia. Berbagai dampak di bidang sosial, ekonomi dan kesehatanpun mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Bencana gelombang air laut, bencana banjir dan longsor dimana-mana, gagal panen, kerusakan hasil panen, berhentinya aktifitas nelayan, penundaan produksi pangan pada produsen kerupuk, pengeringan hasil tangkapan laut, dll. Semua terjadi bersamaan akibat pola cuaca yang berubah secara ekstrem.
Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Tentu saja tidak lain akibat adanya pengaruh pemanasan global. Pemanasan global yang selalu menjadi isu hangat di telinga, kini berubah menjadi suatu hal yang sudah bisa kita rasakan sendiri dampaknya di wilayah lokal.
Cuaca ekstrem awal tahun 2012 ini sebenarnya dipicu oleh terbentuknya daerah bertekanan rendah di sebelah Selatan pulau Jawa. Pemanasan matahari di Belahan Bumi Selatan menyebabkan tekanan udara di belahan bumi Selatan relatif lebih rendah daripada wilayah musim dingin di belahan utara.Dengan adanya hal ini, terjadilah suatu pengalihan massa udara dengan kecepatan tinggi ke daerah tekanan rendah itu yang kemudian menyebabkan fenomena angin kencang, dan berujung pada terbentuknya badai/siklon tropis. Badai tropis lazim terjadi pada musim hujan di Indonesia, sekitar Desember – Maret akibat dinamika atmosfer di bumi belahan Selatan, saat matahari berada di Selatan.
Pemanasan global menyumbang peningkatan suhu di daratan dan lautan secara signifikan, sehingga apabila pada kondisi normal perubahan cuaca tidak akan terjadi secara ekstrem dan jangka waktu yang semestinya, kini terjadilah perubahan secara ekstrem dan efeknya dapat kita rasakan hingga saat ini.
Sumber:
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/01/31/memahami-badai-tropis-angin-kencang-dan-puting-beliung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar