Minggu, 10 Januari 2010

Tugas Berat bagi Calon Lulusan Perguruan Tinggi

Peristiwa Yudisium merupakan salah satu peristiwa yang sangat diimpikan bagi mahasiswa yang sedang mengenyam perkuliahan. Sebab Yudisium merupakan pengesahan resmi kelulusan mahasiswa di tingkat Fakultas saat pra-wisuda. Saya sendiri merupakan salah satu mahasiswa yang memimpikan hal ini terjadi. Akhirnya pada tanggal 17 September 2009 saya mengikuti Yudisium bagi Mahasiswa Semester Pendek Tahun Ajaran 2008/2009 Fakultas MIPA UM yang bertempat di Gedung Aula MIPA. Sebagian besar pejabat Fakultas turut hadir untuk memberi sambutan, pembacaan Surat Keputusan Dekan mengenai Peserta Yudisium, hingga sekelumit pesan-pesan dari para pejabat Fakultas.

Kesan formalitas yang seringkali dibenci oleh para mahasiswa, membuat acara ini terkesan monotone dan membosankan. Namun saya sedikit bernafas lega, akhirnya ada juga petuah yang sangat bermanfaat bagi pemikiran serta harmoni perjuangan saya selama ini. Berita bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, demikian pula dengan jumlah pengangguran intelek se-Indonesia sempat disinggung dalam acara tersebut. “Jangan takut jadi Pengusaha” setidaknya itulah inti dari pidato yang berdurasi tak lebih dari 20 menit. Namun sayang, tak dijelaskan begitu gamblang akan langkah-langkah mencapai dan memiliki ide untuk membuka usaha sendiri, malah sebaliknya diuraikan mendetail tentang bagaimana caranya agar tidak mudah berputus asa dalam mencari pekerjaan.

Tadinya mataku yang sudah mulai sayu akibat rasa kantuk yang tak tertahan, akhirnya terbelalak tak tahan menahan rasa geli dan jengkel. Bukankah semua orang kini sadar bahwa Bangsa Indonesia lebih membutuhkan orang-orang yang dapat berwira-usaha, membuka lapangan kerja daripada harus menjadi pencari kerja, pengangguran, karyawan serabutan, dll. Sebab sayap ekonomi negeri ini toh terbukti banyak berkembang dengan berdirinya berbagai sentra ekonomi baru dan tumbuhnya UKM di berbagai pelosok desa-kota. Jika kebanyakan sekolah justru mempersiapkan calon-calon profesional sebagai karyawan dan karyawati tanpa diimbangi tumbuhnya perusahaan dan UKM sebagai penyerap tenaga kerja, lantas akan jadi apa calon-calon intelektual di negeri ini? Akan kemana mereka pergi?
Masih sangat sedikit sekali orang yang memahami keadaan ini. Bahkan para mahasiswa yang seringkali mendapat gelar “agent of change” terkesan menutup mata akan hal ini. Kebanyakan dari mereka akan lulus dengan predikat sangat memuaskan, memuaskan, hingga dengan pujian, namun tak begitu banyak kiprah mereka selanjutnya terdengar di masyarakat dalam rangka menciptakan banyak lapangan kerja. Kebanyakan dari mereka seolah tak peduli akan kebutuhan negeri ini, dengan menjadi ‘job seeker’ sejati, karyawan paling profesional atau sekedar penganggur paling intelek, mengejar jabatan paling bergengsi dalam suatu perusahaan, dll. Adapula yang memaksakan kehendak melalui jalur pintu belakang untuk mendapat posisi yang didambakan, jabatan yang mengesankan, dan akhirnya mereka menyandang jabatan sebagai ahli gadai moral yaitu “pelaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme”.

Ayolah kawan, tak ada yang lebih sempurna daripada mengejar mimpi dan meraihnya. Tak harus menjadi pengusaha super sukses untuk sukses dalam kehidupan. Tak butuh modal jutaan untuk memulai bisnis yang besar. Tak perlu harus menyuap untuk memperoleh sesuap nasi. Dengan niat yang sangat tulus dan suci, dengan menegakkan kaidah agama, menumbuhkan inspirasi, imajinasi dan kreatifitas kita semua, pasti kita akan dapat memperoleh warna baru untuk negeri ini.

Tak harus menjadi karyawan/karyawati, pegawai negeri, dan pejabat tinggi. Jujurlah pada diri sendiri, berkeinginanlah untuk bermanfaat bagi bangsa dan negara, tingkatkan loyalitas kita untuk memberi yang terbaik, tanamlah benih yang baik untuk memanen hasil terbaik dalam hidup kita. Jangan tambah penderitaan bangsa Indonesia kita ini. Bangkitlah dari keterpurukan, buka mata lebar-lebar, renungkan dan resapi, sudahkah kalian mencoba bermanfaat bagi sesama, bangsa dan negara? Sudahkah kalian berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpi kalian? Jika belum, maka inilah saatnya menjadi ‘agent of change’ sejati, pembaharu-pembaharu muda, kaum intelek yang harum namanya bagi nusa bangsa!!! Setidaknya, jika kalian tidak mampu menjalaninya, maka berikanlah support bagi mereka yang berani berkorban dan bertekad melakukannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi calon dan lulusan akademisi PTN dan PTS negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar