Sejak tanggal 21 Juli 2012 kemarin aku sudah resmi jadi ibu. Tentu saja bingung dan penuh dengan rasa haru serta suka cita, aku menghadapi seluruh kebingungan itu dengan niat dan tekat yang tulus. Proses melahirkan yang begitu lama, rasa sakit yang begitu luar biasa bagiku, akhirnya hanya mampu terobati hanya dengan menikmati wajah mungil itu. Subhanallah....hampir sembilan bulan aku mengandung, akhirnya lahirlah ia....bayi mungil yang sangat kunantikan.
Sungguh, tidak seperti sebelumnya. Pengalaman menjadi seorang ibu melebihi pengalaman apapun di dunia ini. Aku pernah menjadi seorang siswa, menjadi mahasiswi, menjadi sales camilan, menjadi penjaga toko, menjadi guru les privat, dan terakhir menjadi shadow ABK. Semua profesi itu kujalani dengan begitu mudahnya, tapi sama sekali berbeda dengan profesi dunia akhirat yang kujalani sekarang yaitu "menjadi seorang ibu".
Melihatnya tersenyum, rasanya hati ini sangat bersuka cita. Melihatnya sakit, rasanya jiwa ragaku ikut sakit. Melihatnya bersedih, rasanya aku ikut terhanyut dalam kecewa. Melihatnya terluka, sepertinya aku ikut perih. Tak sama dengan apa yang kuhadapi sebelumnya, aku ingin segala yang terbaik untuknya, semampu yang aku mampu. Namun aku selalu merasa belum mampu mencukupi segala kebutuhannya. Oh....Ya Rabb, bantu aku agar aku menjadi kuat dan tegar menghadapi semuanya. Semoga aku menjadi hambaMu yang mampu bersyukur atas segala kelebihan dan kekurangan.
Sekarang anakku sudah berusia 20 bulan, ia tumbuh menjadi seorang anak yang lincah, pandai berbicara, dan sudah mampu memahami emosi lawan bicaranya. Aku senang ia tumbuh dengan baik atas anugerah dan ridhoMu Ya Rabb. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tercipta tanpa kelebihan dan kekurangan, tapi aku sangat yakin bahwa Engkau selalu menakdirkan yang terbaik untuk anakku saat ini dan kelak. Amiin....
Sekilas dulu aku sempat ragu, melihat keadaan anakku yang terlahir dengan kesehatan mengkhawatirkan. Tidak seperti bayi orang lain yang terlahir sehat dan aktif. Nafasnya yang berat kala malam membuatku terus ingin terjaga dan memeluknya agar ia tak merasa kedinginan. Berat badan anakkupun sulit untuk bertambah lebih dari 1 ons per bulan hingga ia berusia 6 bulan. Seolah aku mampu mendengar bagaimana tatapan mata setiap orang yang datang dan melihat pertumbuhan anakku yang begitu lama. Tidak ada satupun yang menguatkan aku kecuali Engkau Ya Rabb. Engkau menemani dan terus menguatkanku ketika semua tatapan mata itu membuatku nyaris terkulai lemas dan tak punya harapan.
Suatu ketika aku melihat banyak keajaiban datang setelah berbagai ujian menerpa dalam hidupku. Aku melatihnya merangkak setiap hari, hingga pada usia 9 bulan ia mampu merangkak untuk pertama kali. Pada usia 10 bulan ia sudah mampu berdiri, dengan bantuan 2 jari. Kemudian di usianya yang 11 bulan ia sudah mampu berjalan sendiri, ketika banyak orang memperkirakan ia akan membutuhkan waktu lama untuk bisa berjalan karena ia telat bisa merangkak.
Memang terdengar lucu dan aneh, tapi itulah kehidupanku. Banyak kejadian sederhana yang tak sanggup aku hitung, seberapa banyak keajaiban yang terjadi atas kehendakNya. Tak lama kemudian, suatu keajaiban lagi terjadi, meski aku sudah tak lagi bisa bekerja. Namun titipan rezeki sepertinya terus mengalir, ada yang datangnya dari orang tuaku, saudaraku, wali muridku dulu, teman dan sahabat suamiku, dll. Yang sulit dicerna adalah rumah yang sekarang aku tempati. Sungguh ini adalah anugerah berupa kejutan istimewa dalam hal materi yang Allah bingkiskan untukku. Tanpa pernah kuduga, tiba-tiba saja aku dibelikan rumah oleh orang tuaku. Yang sebelumnya, keinginan memiliki rumah sendiri hanya sebatas doa dan cita-citaku.
Ya Allah......semakin jelaslah sudah janjiMu itu. Engkau benar-benar sesuai dengan prasangka hambaMu. Aku mohon jangan pernah membuatku sedikitpun ragu akan Engkau beserta kesempurnaan ciptaan serta rencana takdirMu untukku. Aku ingin selalu dan terus yakin bahwa Engkau selalu bersamaku, selalu menakdirkan yang terbaik untukku, anakku serta seluruh keluargaku. Aku mohon berikanlah ampunan untukku dan semua sanak saudaraku, atas segala bentuk kelalaian di dunia yang terus menerus kami proses dan panen dalam kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar